TENGGELAM



 

TENGGELAM

Sepi, hampa, sunyi

Terima kasih telah menyayangiku lebih dari sebuah keramaian

Aku yang selalu baik-baik saja di depan layar kehidupan

Namun aku mulai memenggal diri saat sorot kamera mulai menghilang

Dimana aku menemukan arti kehidupan?

Yang aku tahu, aku hidup tanpa tumpuan

Ketika seluruh penduduk bumi saling menyoraki

Aku hanya menutup pita suara dengan segudang angan

Aku, seorang gadis peradaban

Yang terlahir di pangkuan musim gugur dan

Tenggelam di rangkulan musim semi

(Jangkar Senja)

 

RUANG HAMPA

Pagi tak secerah biasannya

Awan pekat halangi sinar tak tembus arahnya

Penuh, menampung air yang bukan inginnya

Seulas senyuman pudar dari sudutnya

Bulir-bulir bening jatuh beriringan

Bayangan pilu hadir di hadapan

Menyisakan luka yang begitu menyakitkan

Aku terpuruk di ruang kehampaaan

Berdiam diri di sudut kesepian

Sebenci itukah gelap menerangi?

Hingga gelap mengarah hancurkan kebahagiaan

Seolah anganku ikut bersedih untuk bahagia

Dunia memaksa si lemah jadi kuat

Teduh, tanpa rasa banyak mengeluh

Bungkam diterkam beribu pertanyaan

Mendekap tanpa ada genggaman

Cukup aku, memeluk kehancuran jiwaku

(Hey, Ini Aku)


TEKAD

Dalam pendar cahaya  kuning temaram

Diatas kain lusuh nan kusam

Ku terpekur, ku tersungkur

Terpejam mata, berderai tangis

Rasa sesal kian menghipnotis

Teringat niat, hampir terkikis habis

Wajah terkasih silih berganti

Ingatkan diri sebagai pembohong sejati

Duhai jiwa, mengapa kau terlena?

Kau biarkan kemalangan melambai sapa

Marah, kesal, kecewa, seakan tiada guna

Tangisku semakin membuncah

Sujudku bertambah gelisah

Bangkitlah!

Tangguhkan niat yang pernah goyah

 Karena Satu yang kuyakini,

Sang mahapasti tak akan pernah ingkar janji.

(badal suara)


TAPAK HIDUP

Tak seberapa beratnya apalah beban,

Menggantung selalu pada pundak kehidupan

Agar tak melayang menuju semesta ciptaan

Bersenda gurau dengan senyuman kebahagiaan

Menggelak pasti akan datangnya kesedihan

Tanggung jawab kemanusiaan

Membebani setiap perseorangan berkehidupan

Menunda lebih dewasa sebuah keberhasilan

Menikmati proses dengan segala keadaan

Yakinlah, semua berkadar kemampuan

Sesuai alur jalan pemberian

Tapi, insanlah yang menyerah tertunduk dalam kegelapan

Memutus asa yang harusnya masih indah berjalan

Wahai nafsu yang bertuan!

Sejarah tak akan mencatat sebuah kisah perjalanan yang dihentikan

Menolak adanya jalur kesusahan

Tak patut, tapi begitulah yang diharapkan

Berjalan harus tanpa wujudnya bebatuan

Menuju impian indah dengan cara instan

By: fajyha_hamd

 

TOMBAK

Bahkan memang itulah yang aku butuhkan saat ini

Berujung besi berbentuk tajam nan mengkilap

Berguna untukku membunuh seluruh rasa cinta

Kepadamu, bahkan kepada semua orang.

Barang, memang itulah yang juga kujadikan pegangan

Tertancapkan pada dasar tanah yang kokoh

Kan kujadikan tonggak saat nanti mampu disampingmu

Kusandarkan tuk hati yang selalu berharap bagimu

Karna harapan pada Rabbku sudah tak telampaui

Melebihi atasnya langit yang paling tinggi.

Wahai, kaulah itu siapa orangnya!

Inginku tombak saja padamu namun tak kuasa

Karena telah hantarkan diriku dibawah naungan hawa

Anggap aku bahagia aku berada?

Justru tersiksa atas kerasnya usaha.

Memburumu?            Tidak sama sekali!

Mata besi tombakku tak setajam pesonamu

Harusnya kau tahu, akulah yang telah engkau buru.

Maka kali ini aku akan berperang dengan bayangmu

Yang telah memburu, menyita semua ruang sanubariku.

Tapi akhirnya, tak pantaslah jikalau tombakku yang menang

Yang hanyalah sebuah tombak besi berkarat

Dan tak mampu menembus sebuah hati milik tuan berzirah platinum

Sungguh! Kepada dirimulah naluriku menganut

Wahai tuan yang mulia!

 By: fajryha_hamd


TERLUKA

Hanya ada luka disana

Menyiksa tanpa jeda

Meninggalkan perih tak bersahaja

Menyiksakan lara yang tak sanggup terkata

Membiarkan hati kembali hancur tak lagi tertata

Merebut senyum yang seharusnya tanpa sia

Aku lelah, lemah oleh luka yang nyata

jengah tunjukkan tawa sebatas pura- pura

Sembunyikan tangis yang ingin bersuara, namun aku tak bisa

Pelan ucapku lirih dalam doa yang terpinta

Memohon segenap kekuatan terhadap langkah

Yang tertatih meniti duka

Menuju hati yang lapang temui pulih yang semestinnya

( siti aisyah )

 

Komentar