Lomba Puisi 2024 Part II
TEKAD
Dalam pendar cahaya kuning temaram
Diatas kain lusuh nan kusam
Ku terpekur, ku tersungkur
Terpejam mata, berderai tangis
Rasa sesal kian menghipnotis
Teringat niat, hampir terkikis habis
Wajah terkasih silih berganti
Ingatkan diri sebagai pembohong sejati
Duhai jiwa, mengapa kau terlena?
Kau biarkan kemalangan melambai sapa
Marah, kesal, kecewa, seakan tiada guna
Tangisku semakin membuncah
Sujudku bertambah gelisah
Bangkitlah!
Tangguhkan niat yang pernah goyah
Karena Satu yang kuyakini,
Sang mahapasti tak akan pernah ingkar janji.
(badal suara)
TOMBAK
Bahkan memang itulah yang aku butuhkan saat ini
Berujung besi berbentuk tajam nan mengkilap
Berguna untukku membunuh seluruh rasa cinta
Kepadamu, bahkan kepada semua orang.
Barang, memang itulah yang juga kujadikan pegangan
Tertancapkan pada dasar tanah yang kokoh
Kan kujadikan tonggak saat nanti mampu disampingmu
Kusandarkan tuk hati yang selalu berharap bagimu
Karna harapan pada Rabbku sudah tak telampaui
Melebihi atasnya langit yang paling tinggi.
Wahai, kaulah itu siapa orangnya!
Inginku tombak saja padamu namun tak kuasa
Karena telah hantarkan diriku dibawah naungan hawa
Anggap aku bahagia aku berada?
Justru tersiksa atas kerasnya usaha.
Memburumu? Tidak sama sekali!
Mata besi tombakku tak setajam pesonamu
Harusnya kau tahu, akulah yang telah engkau buru.
Maka kali ini aku akan berperang dengan bayangmu
Yang telah memburu, menyita semua ruang sanubariku.
Tapi akhirnya, tak pantaslah jikalau tombakku yang menang
Yang hanyalah sebuah tombak besi berkarat
Dan tak mampu menembus sebuah hati milik tuan berzirah platinum
Sungguh! Kepada dirimulah naluriku menganut
Wahai tuan yang mulia!
By: fajryha_hamd
TAPAK HIDUP
Tak seberapa beratnya apalah beban,
Menggantung selalu pada pundak kehidupan
Agar tak melayang menuju semesta ciptaan
Bersenda gurau dengan senyuman kebahagiaan
Menggelak pasti akan datangnya kesedihan
Tanggung jawab kemanusiaan
Membebani setiap perseorangan berkehidupan
Menunda lebih dewasa sebuah keberhasilan
Menikmati proses dengan segala keadaan
Yakinlah, semua berkadar kemampuan
Sesuai alur jalan pemberian
Tapi, insanlah yang menyerah tertunduk dalam kegelapan
Memutus asa yang harusnya masih indah berjalan
Wahai nafsu yang bertuan!
Sejarah tak akan mencatat sebuah kisah perjalanan yang dihentikan
Menolak adanya jalur kesusahan
Tak patut, tapi begitulah yang diharapkan
Berjalan harus tanpa wujudnya bebatuan
Menuju impian indah dengan cara instan
By: fajryha_hamd
RUANG HAMPA
Pagi tak secerah biasannya
Awan pekat halangi sinar tak tembus arahnya
Penuh, menampung air yang bukan inginnya
Seulas senyuman pudar dari sudutnya
Bulir-bulir bening jatuh beriringan
Bayangan pilu hadir di hadapan
Menyisakan luka yang begitu menyakitkan
Aku terpuruk di ruang kehampaaan
Berdiam diri di sudut kesepian
Sebenci itukah gelap menerangi?
Hingga gelap mengarah hancurkan kebahagiaan
Seolah anganku ikut bersedih untuk bahagia
Dunia memaksa si lemah jadi kuat
Teduh, tanpa rasa banyak mengeluh
Bungkam diterkam beribu pertanyaan
Mendekap tanpa ada genggaman
Cukup aku, memeluk kehancuran jiwaku
(Hey, Ini Aku)
TENTANGNYA ?
Senyuman manis sang bulan menyapaku
Begitu indah mekarkan suasana hatiku
Sejenak ku terdiam dan termangu
Memandang indahnya yang tak pernah jemu
Sinarmu terpancar mengusir gelap
Menembus malam hadirkan terang
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari
Bulan, belailah jiwaku ini
Yang begitu tegang menjalani hari
Usaplah sesaknya asmara didada ini
Keringkanlah luka menganga dihati ini
Bulan, memandangmu membuatku mengerti
Bahwa keindahan tak harus selalu didekati
Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki
Namun hanya sekedar dipandang dan dikagumi
By: [pemuji]
SEMESTA, AKU INGIN BERCERITA
Dengarkan aku semesta
Malam ini aku ingin bercerita
Tentang kisah yang dipaksa sudah
Tentang tangis yang bertmetamorfosis
Tentang kecilnya jiwa yang dipaksa dewasa
Semesta, bolehkah aku meminta waktunya?
Semalam saja.
Barangkali sudah sedikit mengobati
Semesta, aku harus bagaimana?
Bagaimana caraku menyikapi semuanya
Ingin bergerak kaku, ingin berkata pun kelu
Orang bilang, biarkan mengalir seperti air
Namun sampai sekarang, tak juga kujumpai titik akhir
Bahagia hanya cerita fatamorgana
Tawa lepas kedok tangis tak terbalas
Tak ada yang mengerti, tak ada yang memahami
Mereka anggap kisahku hanyalah ilusi
Satu pinta untukmu semesta
Jangan pernah lelah bercanda
Agar aku selalu bisa menjawab pertanyaan mereka
Mengapa disetiap tawa selalu mengalir air mata
By :( aksara kata)
USAI
Malam tiba setelah senja yang menjingga
Jangan lupa kita punya pencipta
Kudekap segenap jiwa dan raga
Kurampalkan tangan dan kutumpahkan
Milyaran doa.
Semesta,,,
Kala aku, pernah terhempaskan oleh kenyataan
Beribu luka yang menerpa
Merampas segala angan dan harapan
Tuhan terlalu adil,
Hingga manusiapun tak bisa berkutik dengan takdir.
Semesta,,,
Ajari aku ikhlas tanpa kecewa
Ajari aku memaafkan di segala keadaan
Usai luka yang pernah tertanam
Terimakasih telah menghadirkan segala pelajaran
Memberi seluruh kekuatan
Membangkitkan sisa-sisa keputusasaan
Tuhan, beri aku hidup lebih lama untuk
Kebaikan dan kemanfaatan
Sampai akhir menutup mata.
By: manusia
ASSALAMU’ALAIKUM RABB-KU
Saat purnama menjemput sang senja
Aku tak kuasa menjaga-nya
Inginku bersimpuh kepadamu
Namun hanyalah aku,,,
Seorang diri yang hina
Meninggalkan peran sesungguhnya
Sebagai hamba.
Aku tak payah akan istiqomah
Harapan diatas sajadah
Mengharap dalam ibadah
Lamunan ketika berdzikir
Mengingat kekuasaanmu
Mengagumi dalam diam
Assalamu’alaikum rabb-ku
By: philocalist
Komentar
Posting Komentar